Visitor Statistik

Sabtu, 20 November 2010

Kami korban! bukan tontonan!

(sumber gambar: mestimoco.com)

Pernahkah anda membaca poster seperti ini?

atau,..

Anda salah satu orang yang dimaksud dalam poster ini?

Wisata bencana, itulah kata - kata yang tepat untuk menggambarkan orang - orang yang datang ke daerah bencana untuk melihat - lihat saja, tanpa membantu para korban yang sejatinya sangat membutuhkan bantuan.
Saya sendiri adalah korban gempa jogja yang terjadi pada tahun 2006 yang telah menewaskan lebih dari 5000 jiwa. Rumah saya hancur, dan seperti banyak bangunan lainnya yang luluh lantah akibat kedahsyatan gempa berskala 5,9 SL berdurasi hampir 1 menit.

Tahukah anda? Para korban bencana sangat membenci wisata bencana! Mereka bukan objek tontonan, namun korban yang butuh pertolongan,..
Belum lagi dengan perilaku oknum - oknum yang sering memanfaatkan bencana sebagai ajang "promosi",.. tengok saja bendera - bendera partai yang berkibaran dimana - mana saat terjadi bencana.
Apa motif mereka? membantu atas dasar kemanusiaan?
atau,..
Sekedar mempromosikan partai dengan kedok membantu?

Yang sering membuat korban bencana jengkel adalah banyaknya spanduk - spanduk dan posko dari partai politik yang berdiri di pinggir jalan, namun tidak ada aktivitasnya,..
Posko ini kokoh berdiri dengan bendera partainya tanpa ada aktivitas nyata bantuan kepada para korban bencana. Jika adapun, bantuan yang diberikan juga tidak seberapa jika dibandingkan dengan besar dan banyaknya spanduk yang mereka pasang,..

Perilaku - perilaku semacam ini sungguh menyedihkan dan tidak pantas. Bangsa ini seolah - olah tidak memiliki etika dalam menyikapi bencana yang terjadi,..

Bencana bukan untuk ditonton!
Bencana bukan merupakan ajang promosi politik!
Bencana adalah musibah negeri,..

Sudah selayaknya kita menunjukkan empati dan usaha bersama sehingga dapat meringankan beban para korban yang mengalami bencana. Bisa dibayangkan jika politik sudah masuk dalam penanganan bencana,.. bukan bantuan yang diberikan, tapi lebih banyak promosi demi kepentingan politik. Jika calon - calon pemimpin saja sudah tidak beretika seperti ini,..

Bagaimana jadinya bangsa kita saat mereka terpilih menjadi pemimpin bangsa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar